Opini

Genosida Israel Meluluhlantakkan Seluruh Keluarga di Gaza

Sumber Foto : Daily Sabah

Pasukan Israel terus mengintensifkan serangan dahsyat mereka di jalur Gaza, menyebabkan kehancuran yang mengerikan, dan dalam beberapa kasus memusnahkan seluruh keluarga. Serangan Israel melanggar hukum humaniter internasional, termasuk kegagalan melakukan tindakan pencegahan untuk menyelamatkan warga sipil, atau melakukan serangan tanpa pandang bulu yang tidak membedakan antara sasaran sipil dan militer, atau melakukan serangan yang mungkin ditujukan terhadap objek sipil.

Dikutip dari ucapan Agnes Callamard, Sekretaris Jenderal Amnesty Internatıonal “Dalam niat mereka untuk menggunakan segala cara untuk menghancurkan Hamas, pasukan Israel telah menunjukkan ketidakpedulian yang mengejutkan terhadap nyawa warga sipil. Mereka menghancurkan jalan demi jalan bangunan perumahan yang menewaskan warga sipil dalam skala besar dan menghancurkan infrastruktur penting, sementara pembatasan baru berarti Gaza dengan cepat kehabisan air, obat-obatan, bahan bakar dan listrik. Kesaksian dari para saksi mata dan penyintas menyoroti, berulang kali, bagaimana serangan Israel menghancurkan keluarga-keluarga Palestina, menyebabkan kehancuran sedemikian rupa sehingga kerabat yang selamat hanya memiliki puing-puing untuk mengingat orang-orang yang mereka cintai”.

Pemboman tanpa henti terhadap Gaza telah membawa penderitaan yang tak terbayangkan bagi orang-orang yang sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang mengerikan. Setelah 16 tahun berada di bawah blokade ilegal Israel, sistem layanan kesehatan di Gaza sudah hampir hancur, dan perekonomiannya terpuruk. Rumah sakit-rumah sakit bangkrut, tidak mampu menampung banyaknya orang yang terluka dan sangat kekurangan obat-obatan dan peralatan untuk menyelamatkan nyawa.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sekitar pukul 20.20 tanggal 7 Oktober, pasukan Israel menyerang sebuah bangunan tempat tinggal tiga lantai di lingkungan al-Zeitoun di Kota Gaza, tempat tinggal tiga generasi keluarga al-Dos. Lima belas anggota keluarga tewas dalam serangan itu, tujuh di antaranya adalah anak-anak. Para korban termasuk Awni dan Ibtissam al-Dos, serta cucu-cucu mereka yang memiliki nama sama dengan Awni, 12, dan Ibtissam, 17; dan Adel dan Ilham al-Dos serta kelima anak mereka. Bayi Adam, yang baru berusia 18 bulan, menjadi korban termuda.

''Seluruh keluarga kami telah hancur''.

“Dua bom tiba-tiba jatuh di atas gedung dan menghancurkannya. Saya dan istri saya beruntung bisa selamat karena kami tinggal di lantai paling atas. Dia sedang hamil sembilan bulan dan melahirkan di rumah sakit al-Shifa sehari setelah serangan itu, seluruh keluarga kami telah hancur," ungkap Mohammad Al-Dos dalam wawancaranya ke media.

Berdasarkan wawancara Amnesty International dengan seorang tetangga yang rumahnya rusak akibat serangan tersebut. Seperti Mohammad Al-Dos, mengatakan bahwa dia belum menerima peringatan dari pasukan Israel, dan juga tidak ada anggota keluarganya

“Tiba-tiba, boom, tidak ada yang memberi tahu kami apa pun,” ujarnya.

Penulis : Ariell Aghsa

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Mahasiswa Dokuz Eylul University, Izmir, Turki.