Edukasi

Yayasan Semak Gelar Kajian Partisipatif Desa (PRA), Temukan Pola Asuh Jadi Penyebab Stunting

Yayasan Semak bersama masyarakat Desa Bojongmanggu Kabupaten Bandung melakukan kajian partisipatif desa atau participatory rural appraisal (PRA), di Aula Pemerintahan Desa Bojongmanggu, 5 Oktober lalu.

BANDUNG — Yayasan Semak (Sekretariat Masyarakat Anak), organisasi nirlaba untuk meningkatkan kesejahteraan anak di pedesaan, menggelar kajian partisipatif desa atau lebih dikenal dengan sebutan participatory rural appraisal (PRA) di Desa Bojongmanggu, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, 5 Oktober lalu.

Menggunakan alat PRA tersebut, mereka mengidentifikasi permasalah gizi dan kesehatan ibu anak (KIA). Ditemukan pola asuh jadi salah satu penyebab stunting, yakni kondisi dimana anak tidak mencapai pertumbuhan yang diharapkan dalam 1000 hari pertama kehidupannya(HPK) karena faktor malnutrisi dan asupan gizi yang kurang.

Disamping itu, Yayasan Semak juga mengidentifikasi sejumlah tantangan yang turut berkontribusi dalam kasus stunting. Tantangan ini termasuk akses terbatas ke sumber air bersih, fasilitas sanitasi yang kurang memadai di beberapa area, serta kurangnya pengetahuan tentang pola pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) dibawah dua tahun (Baduta).

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Penyebab berikutnya yakni pengaruh pola asuh dalam keluarga. Hal ini disebabkan oleh aktivitas harian ayah-ibu tersedot untuk pekerjaan yang memiliki nilai ekonomi bagi kelangsungan hidup keluarga dan rata-rata waktu bersama anak hanya 4 jam dalam sehari.

“Ada korelasi positif antara aktivitas harian dalam keluarga dan pemberian nutrisi pada anak. Misalnya, karena ibu bekerja di pabrik dari pagi hingga sore, maka pengunaan susu formula lebih dipilih ketimbang ASI eksklusif,” kata Direktur Yayasan Semak Rina Nurhayati, 7 Oktober.

Rina menambahkan, kajian partisipatif desa (PRA) di Bojongmanggu ini adalah langkah penting bagi Yayasan Semak untuk mengatasistunting dan kesehatan anak-anak di pedesaan.

“Olehnya itu, melalui program Bestari (Bangun Generasi Tangguh dan Mandiri) yang didukung Save the Children, kami berkolaborasi dengan pihak desa untuk menyasar peningkatan layanan kesehatan. Termasuk layanan posyandu,” jelas Rina, yang juga aktivis perlindungan anak di Yayasan Semak.

Selain itu, Program Manager Yayasan Semak untuk program Bestari (Bangun Generasi Tangguh dan Mandiri) M. Fitrah Wardimanmenyampaikan, pihaknya akan bekerja sama dengan perangkat desa untuk mengatasi masalah kesehatan ibu anak (KIA) di Desa Bojongmanggu. “Harapan kami melihat perubahan positif untukkesejahteraan dan kesehatan anak-anak terpinggirkan di pedesaan,"tutupnya, 7 Oktober.

Sebagai informasi, Program Bestari adalah salah satu program pemberdayaan yang didanai oleh Save the Children. Yayasan Semak terpilih sebagai mitra untuk intervensi di sektor kesehatan nutrisi dan tumbuh kembang anak dalam 1000 hari pertama kehidupannya (HPK).

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Mahasiswa Dokuz Eylul University, Izmir, Turki.