Agama

Jusuf Kalla bersama Kemenag Resmikan Lazis Dewan Masjid Indonesia

Sumber: Laziz DMI

Jakarta, Selasa, 13 April. HM Jusuf Kalla (JK) Ketua Umum Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia, meresmikan berdirinya Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Dewan Masjid Indonesia (Lazis DMI).

Peresmian Lazis DMI ditandai dengan penyerahan zakat mal oleh hadirin, dengan cara pemindaian langsung barkot QRIS norek Lazis DMI zakat. Pemindaian diawali oleh JK yang didampingi oleh Sofyan Djalil, Ketua Dewan Pengawas Keuangan Lazis DMI, dan diikuti oleh hadirin lainnya.

Dalam sambutannya JK mengatakan bahwa DMI berterima kasih kepada Baznas RI yg telah memberikan rekomensasi pendirian Lazis DMI. Selain itu juga berterima kasih kepada Kemenag RI yang telah menerbitkan Izin Lazis DMI.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Jusuf Kalla, Ketua DMI

Selanjutnya JK menjelaskan makna penting hadirnya Lazis DMI ini. Menurut JK bahwa Lazis DMI sangat penting kehadirannya, yaitu dapat menjadi mitra Baznas RI dalam menghimpun dan menyalurkan ZIS. Bahkan Lazis DMI bisa menjadi mitra pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat.

Karena menurut JK bahwa potensi zakat di Indonesia lebih dari 300 Triliun, sementara yang terhimpun oleh Baznas RI dan Laznas Masyarakat baru mencapai 6 . Oleh sebab itu dengan hadirnya Lazis DMI ini bisa berpartisipasi untuk menghimpun lebih banyak lagi ZIS di Indonesia guna memperbesar jumlah muzakki ketimbang jumlah mustahik.

JK juga menekan kan bahwa DMI memiliki moto "Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid". Artinya, DMI yang dalam hal ini Lazis DMI punya misi untuk memakmurkan Masjid, dan mendorong Masjid supaya dapat memakmurkan jamaah dan lingkungannya. Disamping itu Lazis DMI diharapkan lebih fokus melakukan pemberdayaan, memperbanyak jumlah Muzaki dan memperkecil jumlah mustahik.

Selanjutnya, Dirjen Bimas Islam, Prof. DR. H. Phil. Kamaruddin Amin, MA. mewakili Menteri Agama RI. Mengatakan bahwa pemerintah menyambut baik kehadiran Lazis DMI. Dengan adanya partisipasi masyarakat, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam penghimpunan dan penyaluran ZIS, serta ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat. Lebih lanjut Kamarudin mengatakan, Pemerintah mendorong partisipasi masyarakat yang sebesar-besarnya, ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat melalui ZIS.

Sofyan Djalil, Ketua Dewan Pengawas Keuangan Lazis DMI dalam sambutan nya menjelaskan bahwa Lazis DMI ini hadir dengan membawa konsep "Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid". Dalam Hal ini Lazis DMI akan menerapkan manejeman yang handal dan terpercaya. Salah satunya caranya adalah akan menghadir auditor Independen, yang rekam jejaknya sudah teruji dan terpercaya.

Fakhrurazi Reno Sutan, Ketua Laziz DMI

Fakhrurazi Reno Sutan (Frens), Ketua Lazis DMI dalam laporannya menjelaskan, bahwa Lazis DMI ini dibentuk tahun 2019. Tiga Tahun berikutnya baru dapat rekomendasi dari Baznas RI, Pada bulan November 2022 Lazis DMI menerima Rekomendasi dari Baznas RI. Kemudian pada bulan Maret 2023 Kemenag RI menerbitkan Izin Resmi Lazis DMI.

Lebih jauh Frens, menjelaskan bahwa Lazis DMI ini memiliki karakter dan ciri khas yaitu, Satu-satunya Lazis yang berbasis Masjid.

Lazis DMI bertekad untuk memakmurkan Masjid, dan mendorong Masjid agar berperan aktif untuk memakmurkan jamaah dan lingkungannya. Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid.

Fakhrurazi, juga menjelaskan program utama Lazis DMI adalah Pemberdayaan Jamaah dan Lingkungan Masjid. Adapun program-programnya adalah, diantaranya terkait kemanusiaan. Pertama; Tidak ada lagi jamaah masjid yg kelaparan, maka perlu adanya program pemberdayaan ekonomi. Kedua; Tidak ada lagi jamaah masjid yg sakit tidak berobat, maka perlu bantuan biaya berobat dan mendirikan klinik Masjid. Ketiga; Tidak ada lagi jamah masjid yg berhenti sekolah karena miskin. Maka perlu ada beasiswa pendidikan. Keempat ; Tidak ada lagi jamaah masjid yg jadi gelandangan karena miskin, maka perlu dibangun kampung Muzaki. Warga yang miskin dibantu modal usaha, sehingga bisa bayar sewa rumah dan atau membeli rumah. Kelima; Tidak ada lagi jamaah masjid yg jadi pengemis karena miskin. Maka perlu adanya pelatihan keterampilan hidup, demikian disampaikan Fakhrurazi Reno Sutan.