Edukasi

Peringati Hari Hutan International, Lukman Hakim Zaini terbitkan Buku kisah studi di luar negeri

Lukman Hakim Zaini

Lukman Hakim Zaini menerbitkan Buku kisah studi di luar negeri berisi tentang kisah 30 alumni dalam perjuangannya menempuh studi di luar negeri baik di Amerika, Eropa, Timur Tengah, maupun Asia dan Afrika. Buku yang bertajuk Foresterium ini dirilis dalam rangka memperingati hari bakti rimbawan dan hari hutan internasional, alumni Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB yang tergabung dalam komunitas Rimbawan Menulis (Rimbalis).

"Buku ini merupakan antologi keempat dari tiga buku sebelumnya yaitu Emak Rimbawan, Sang Giri, dan Rimbawan dalam Dasarupa, " ujar Editor buku Mutia Ramadhani.

Mutia turut menyampaikan bahwa tidak hanya Foresterium, tahun ini akan menyusul 2 antologi berikutnya. "Tahun 2023, insya Allah Rimbalis bekerja sama dengan IPB Press dan Dandelion Publisher akan mempersiapkan 2 buku antologi berikutnya, ditunggu ya", ungkap penulis buku Sialang dan Tualang ini.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Buku 413 halaman ini baru dapat dipesan mulai 23 Maret 2023 melalui instagram rimbawan menulis. Pengemasan dengan bahasa yang ringan, membuat cetakan paling tebal dalam sejarah komunitas Rimbalis ini cocok untuk dinikmati segala kalangan.

Wakil Rektor bidang konektivitas global, kerjasama dan alumni IPB University Prof. Iskandar Z. Siregar berharap agar buku ini dapat menjadi sumber inspirasi. "Semoga Foresterium dapat menjadi sumber inspirasi meraih kesuksesan melalui pendidikan di luar negeri", ujar Iskandar.

Duta besar Republik Indonesia untuk Austria, Dr. Iur. Damos Dumoli Agusman, SH, MA turut menyampaikan kesan dan dukungannya untuk lahirnya buku-buku sejenis. "Kisah perjuangan dan motivasi sekolah di luar negeri seperti ini perlu terus diceritakan dari generasi ke generasi", pungkas Damos.

Salah satu penulis Foresterium, Lukmanul Hakim Zaini yang saat ini tengah mengenyam pendidikan PhD di BOKU University, Austria mengungkapkan pentingnya berbagi pengalaman melalui tulisan. "Pengalaman hidup yang diceritakan akan menjadi dongeng, namun pengalaman hidup yang dituliskan akan menjadi referensi, kita tidak pernah tau bagian mana yang akan menginspirasi, oleh karena itu penting untuk ditulis", ungkap ketua PPI Austria 2022 tersebut.

Lebih lanjut Lukman mengungkapkan rasa syukurnya atas inisiatif yang digagas oleh editor sehingga mampu menggerakkan para Rimbawan IPB untuk menulis. "Rasa syukur yang mendalam kami memiliki Mutia yang mampu mengorkestrasi potensi-potensi yang ada pada para alumni Fahutan IPB sehingga lahir lah karya ini", tutur dosen IPB University itu.

Hal senada juga disampaikan Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia, Achyar Al Rasyid. "Salah satu wujud syukur dengan sedekah informasi, cerita dan motivasi, saya yakin buku ini dapat menginspirasi anak bangsa", tegas Achyar.

Budaya menulis perlu terus ditumbuhkembangkan sehingga mampu menjadi jati diri dan karakter generasi penerus bangsa. Layaknya pohon yang menebarkan benihnya, hari ini Rimbawan IPB, esok giliran anak-anak bangsa lainnya. Dengan demikian, mimpi menjadi bangsa pemenang bukan sekedar angan.